Jadilah Sahabat bagi Anak Jalanan
Setiap kehidupan seseorang pasti membutuhkan teman untuk berbagi. Berbagi disaat susah maupun senang. Sahabat memang memiliki peran yang bisa membuat hidup menjadi lebih berwarna. Saat kita memiliki teman yang baik, bukan bingkisan atau kado yang mereka inginkan. Tetapi kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran yang mereka butuhkan. Tak terkecuali bagi anak-anak yang pernah hidup di jalan. Kisah tentang anak jalanan atau anak beresiko tinggi seolah tak ada habisnya. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan sejumlah uang. Sekedar bisa bertahan hidup dan tidak kelaparan. Berjualan rokok, menjajakan koran, mengamen barangkali itu yang dapat mereka lakukan. Keuntungan yang mereka terimapun tidak seberapa. Anak jalanan ini biasanya mangkal di terminal atau dipersimpangan-persimpangan jalan.
Bagi saya bergaul dengan anak-anak jalanan bukan hal baru. Saat di bangku kuliah tahun 1997, kali pertama saya mengenal dunia anak jalanan. Selain tugas peliputan tentunya, saya mendapat berbagai kesempatan dan pengalaman yang sangat berharga. Saat saya mengajukan diri sebagai relawan bukan sekadar untuk mendapatkan uang semata, namun murni dari dalam hati sebagai panggilan kemanusiaan. Menjadi seorang relawan terutama mengurusi masalah anak jalanan, memang bukanlah hal yang mudah. Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat kompleks yang menjadi masalah kita bersama. Masalah ini tidak dapat ditangani hanya sepihak, tapi harus ditangani bersama-sama oleh berbagai pihak yang peduli permasalahan ini. Kerjasama berbagai pihak antara, pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), masa media mutlak diperlukan.
Adalah Yayasan Rumah Impian Indonesia atau Dreamhouse. Dreamhouse adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pendampingan anak jalanan atau anak beresiko di DI Yogyakarta. Yayasan Rumah Impian berdiri sejak tahun 2006. Kehadiran Dreamhouse dengan misinya sahabat bagi anak-anak beresiko bak oase di tengah gurun pasir. Perhatian, kesediaan untuk mendengar, meluangkan waktu untuk berbagi cerita dan utamanya kasih sayang – menjadi keinginan paling penting bagi anak jalanan. Dengan menemani dan mendampingi anak bermain dan belajar, seorang relawan memahami kebiasaan serta karakter masing-masing anak. Mencermati apa yang mereka lakukan saat bermain, menonton, atau belajar. Perhatikan kreativitasnya dari aktivitas keseharian baik di asrama maupun di sekolah.
Dengan melakukan kegiatan bersama anak-anak dampingan secara telaten dan sabar, para relawan dapat memahami kelebihan dan kekurangan anak, memahami kondisi anak, mengerti situasi hati anak, mengerti hal-hal yang disenangi serta tidak disenangi anak, mengerti cara memasuki hatinya. Sebagai sahabat, seorang relawan bisa memberikan kepercayaan kepada anak untuk mencoba melakukan sendiri hal-hal yang ingin dilakukannya selama tidak membahayakan diri sendiri dan orang disekitarnya. Dengan cara ini, akan menumbuhkan kepercayaan diri anak, tidak selalu bergantung kepada orang lain, merasa dihargai dan bisa mandiri. Para relawan hendaknya mampu menjadi teladan bagi anak-anak dampingan. Menjadi sahabat bagi anak beresiko dapat memberikan nasehat secara bijak untuk mengarahkan anak menuju kebaikan. Anak-anak akan merasa nyaman saat memiliki kakak pendamping yang bisa ditiru dan dicontoh.
Yayasan Rumah Impian meyakini anak jalanan memiliki hak yang sama dengan anak-anak lain untuk mewujudkan masa depannya. Anak jalanan harus diberikan kesempatan dan dukungan yang sama dalam meraih cita-citanya. Anak jalanan perlu pengembangan diri menjadi orang bertanggungjawab dan memiliki sikap kepedulian kepada sesama dan lingkungannya.