Relawan Penunjang Gerakan Organisasi
Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) adalah lembaga non-profit yang memiliki program pengembangan masyarakat khususnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pada praktiknya, program-program yang dijalankan YAFSI dilakukan dengan sinergitas dari berbagai pihak, seperti pemerintah, dunia usaha, bahkan media, bersama para relawan yang terampil dibidangnya.
Bagi YAFSI, relawan adalah orang-orang bernilai yang menjadi penunjang dalam gerakan organisasi. YAFSI memiliki kriteria dalam memilih relawannya, yaitu sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, jujur, dapat bekerja sama dengan tim, mau berkontribusi serta seperti yang disampaikan Omoto & Snyder dalam buku Misgiyanti, yaitu komitmen.
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan YAFSI bersama relawan, salah satu kegiatan yang menguras energi dan emosi adalah kegiatan yang dilakukan pada tahun 2020. Ketika itu pandemi covid-19 menyebar di Indonesia dan menimbulkan dampak negatif di berbagai bidang, baik kesehatan, pendidikan, industri, pariwisata, bahkan sosial masyarakat. Penanganan pandemi covid-19 membutuhkan kontribusi aktif semua elemen masyarakat termasuk pekerja sosial. Akhirnya YAFSI bergerak pada kegiatan “Emergency Response Covid-19”. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus covid-19 dengan mengajarkan masyarakat, baik anak-anak, pemuda, hingga lansia untuk menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pada saat itu relawan yang tergabung berasal dari berbagai kalangan status sosial, ada dari mahasiswa, ibu-ibu, pemuda, pedagang, hingga tukang bangunan. Semuanya, mengambil peran masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Relawan dari mahasiswa memiliki mobilitas tinggi, menjadi penggerak dalam mengajarkan PHBS kepada penerima manfaat yang berada di berbagai lingkungan di Kota Medan.
YAFSI juga memberdayakan sistem sumber yang sudah ada, seperti Gerakan Mamak-Mamak Rajut (GEMAR) sebuah program pemberdayaan perempuan yang dibentuk pada tahun 2016. Dan pemberdayaan masyarakat sebagai kegiatan pengembangan kapasitas dan peningkatan partisipasi masyarakat melalui Komunitas Rumah Publik Terpadu (KRPT).
Peran ibu-ibu GEMAR dalam Emergency Response Covid-19 adalah membuat masker dari kain yang kemudian dibagikan kepada masyakat kurang mampu seperti, tukang becak, pemulung, dan lainnya. Di awal pandemi harga masker sangat mahal, sehingga masyakat dengan ekonomi rendah kurang mampu untuk membeli, padahal masker sudah menjadi kebutuhan wajib untuk dipakai.
Sementara peran para pemuda dan masyakat lainnya tergabung dalam relawan KRPT adalah membuat posko informasi mengenai covid-19 di Kelurahan Amplas. Sehingga setiap warga mendapatkan informasi mengenai covid-19, baik tentang berapa jumlah yang terpapar di lingkungan tersebut, bagaimana melakukan isolasi mandiri, hingga bagaimana cara untuk mendapatkan bantuan yang disalurkan pemerintah.
Pada saat itu, beberapa dunia usaha dan orang-orang dermawan memberikan bantuan seperti sembako dan hygiene kits kepada masyarakat terdampak melalui YAFSI. Diantara rasa takut terselip semangat untuk membantu sesama, para relawan tetap bergerak dengan menggunakan masker, sarung tangan serta menjaga jarak dalam membagikan bantuan kepada penerima manfaat. Ditengah terik matahari dan hujan, relawan memegang teguh komitmen untuk menjalankan program “Emergency Response Covid-19” untuk berbagi dan mengedukasi masyarakat tentang PHBS.
Hingga saat ini, pengelolaan relawan harus diperkuat dengan motivasi, baik sesama relawan maupun organisasi. Motivasi menjadi pondasi dasar agar dapat mendorong faktor partisipan. Seseorang yang memutuskan menjadi relawan pemberdayaan masyarakat memiliki empati, minat, dan kecintaan.
Di YAFSI sendiri, peningkatan kapasitas relawan diperlukan sebagai upaya memahami tingkah laku dan hubungan sosial ketika memberikan bantuan. Beberapa bentuk metode edukasi yang diberikan YAFSI beragam melalui program upgrading atau pembekalan dengan metode brainstorming, curah pendapat, serta simulasi. Juga motivasi dengan kegiatan santai seperti family gathering dengan berkemah dan barbeque, hal ini untuk menjaga kekompakan bersama relawan.
Ditulis oleh: Direktur Eksekutif YAFSI – Kartika Ayu Br Ginting