Menguasai Zoom Untuk Kerja Efisien di Masa Pandemi


Salah satu dampak dari situasi pandemi adalah munculnya kebutuhan untuk beradaptasi dengan pola kerja yang bagi sebagian besar orang, sepenuhnya baru. Jika sebelum pandemi kerja-kerja sosial selalu identik dengan aktivitas di lapangan, maka saat ini anggota-anggota OMS harus lebih sering berkutat dengan kerja-kerja soliter di dalam ruangan. Lantas, bagaimana caranya agar pola kerja yang baru ini dapat tetap mendukung kerja-kerja sosial?

Pada akhir bulan Juni sampai pada awal bulan Juli, CO-EVOLVE menyelenggarakan pelatihan yang bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan platform video call yang sedang naik daun sejak awal pandemi, yaitu ‘Zoom’. Zoom bisa cepat mengakuisisi banyak pengguna karena menawarkan kekayaan fitur dan penggunaan data internet yang lebih hemat dibanding platform video call lain.

Sesi pelatihan Zoom dibagi ke dalam 3 seri: pertama, pembahasan teoritis atau pengenalan seluruh fitur yang terdapat pada Zoom; kedua, simulasi menghelat pertemuan virtual dengan menggunakan Zoom; ketiga, sesi evaluasi dan tindak lanjut dari pelatihan Zoom bersama CO-EVOLVE. Seluruh seri pelatihan dipimpin oleh David Fau dari Yayasan Penabulu dan dibantu oleh event organizer yang juga bentukan dari Yayasan Penabulu, yakni tim Learn!.

Seri pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juni sampai 24 Juni dan diikuti oleh 60 peserta dari 16 OMS yang tergabung di dalam jaringan Lokadaya. Selama 3 hari, seluruh peserta mendapatkan pemaparan yang menyeluruh mengenai Zoom, dari cara membuat akun sampai cara membuat polling pada sesi webinar yang sedang dihelat. Tingginya minat peserta terhadap sesi pelatihan ditandai oleh banyaknya pertanyaan yang muncul. David dengan sangat atentif menanggapi satu per satu pertanyaan peserta dan memastikan jika penanya sudah puas dengan jawaban yang telah diberikan. Pada hari terakhir sesi pertama, David dan tim Learn! membagi peserta ke dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk membuat simulasi menghelat kegiatan webinar dengan tema yang sama, yakni Peringatan Hari Keadilan Sedunia.

Keempat kelompok yang telah dibentuk, memiliki waktu hampir seminggu untuk mempersiapkan simulasi webinar yang akan mereka selenggarakan. Pada tanggal 30 Juni dan 1 Juli, keempat kelompok secara bergantian menyelenggarakan simulasi webinar dengan bentuknya masing-masing. Ada kelompok yang mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan webinar, ada kelompok yang menampilkan konferensi pers, dan ada yang berbentuk wawancara. Pada seri kedua, setiap orang yang hadir pada, termasuk David, tim Learn!, dan perwakilan Yayasan Penabulu mendalami peran sesuai simulasi yang sedang dilangsungkan. Dengan cara tersebut, kegiatan pelatihan menjadi cair dan terbentuk suasana yang menyenangkan di kalangan peserta.

Sesi simulasi menjadi penting, karena menjadi indikator dari keberhasilan penyampaian materi pada pekan sebelumnya. Beruntungnya, seluruh kelompok dapat menyelenggarakan sesi simulasi masing-masing dengan sangat baik. Dari mulai format pendaftaran, penyusunan dan penyebaran materi publikasi, sampai penyelenggaran pada hari-H, semuanya dikuasai oleh peserta. Tentunya sangat terburu-buru untuk segera berkesimpulan jika keberhasilan simulasi seluruh kelompok mencerminkan telah meratanya pengetahuan di seluruh peserta. Tetapi, setidaknya ada penambahan nilai dan kapasitas pengetahuan yang didapatkan oleh seluruh peserta. Itu sebabnya kegiatan pelatihan ini bisa dikategorikan berhasil, karena telah mencapai tujuan untuk membentuk keterampilan menyelenggarakan virtual meeting, bukan membuat semua orang bisa menjadi operator pelaksanaan virtual meeting.

Seri terakhir dilaksanakan tepat satu hari setelah seri simulasi. Tidak banyak cerita yang terjadi. Sebab tujuan utamanya adalah melakukan de-brief dengan peserta dan memberikan ruang kepada para peserta untuk dapat memberikan umpan balik. David dan tim Learn! juga menyelenggarakan mini game berhadiah T-Shirt Learn! dan Yayasan Penabulu. Pada hari Jumat, tanggal 2 Juli, pukul 14 lebih 30 menit, sesi pelatihan Zoom Meeting bersama CO-EVOLVE dan Learn! resmi ditutup. Setiap anggota kembali ke rutinitas organisasinya masing-masing dengan harapan yang baru, yakni menjadi lebih siap dalam menjalani kerja sosial–beserta seluruh hambatannya–seraya bertahan di masa pandemi.