Triple Nexus Sebagai Strategi Adaptasi Organisasi Masyarakat Sipil di Tengah Krisis

Krisis akibat Pandemi COVID-19 menuntut tiap Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) untuk menemukan cara terbaik untuk beradaptasi dan mengatasi krisis yang ditimbulkan terutama pada meningkatnya kerentanan kemanusiaan. Upaya tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui konsep triple nexus.

Konsep triple nexus yang mendasarkan pada kolaborasi antara tiga pendekatan, kemanusiaan (humanitarian), pembangunan (development) dan perdamaian (peace), diperkenalkan pada seri pelatihan yang dilakukan oleh Yayasan Penabulu melalui program CO-EVOLVE. Pelatihan yang bertema Strategi Adaptasi Bagi OMS untuk menjamin Keberlangsungan dan Kesinambungan Upaya pada Rabu (13/10/2021) hingga Jumat (15/10/2021) mengulas tentang kaitan triple nexus dengan kemampuan adaptasi organisasi serta model-model yang dapat digunakan untuk menerapkan konsep triple nexus. Harapannya pelatihan ini dapat membantu mempersiapkan OMS untuk lebih tangguh menghadapi krisis.

Triple Nexus berpijak pada keunggulan komparatif yang dimiliki masing-masing aktor dan pengetahuan tentang konteks lokal yang merupakan aspek penting dalam memahami dan mengatasi krisis. Konsep ini diluncurkan saat The World Humanitarian Summit, 2016 dan secara intensif dibahas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Agenda 2030 TPB menegaskan bahwa “tidak akan ada pembangunan berkelanjutan tanpa perdamaian dan perdamaian tanpa pembangunan berkelanjutan”. Agenda tersebut mengakui kebutuhan untuk mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, memberikan akses keadilan bagi semua dan membangun lembaga yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan.

Triple Nexus berkembang menjadi alat untuk mengatasi krisis dan menjadi sarana organisasi beradaptasi karena dianggap memberi kecakapan pada OMS untuk mengenali kapasitas dirinya, mengidentifikasi risiko seraya menganalisis kondisi eksternal. Dengan demikian OMS dapat memahami bagaimana menyeimbangkan situasi di tengah pandemi dan krisis lainnya sehingga memperkecil risiko di level operasional, manajerial dan strategis.

Pelaksanaan triple nexus bagi organisasi dilakukan dengan menggunakan analisa rantai nilai (supply chain analysis). Pemetaan organisasi dalam rantai nilai dapat membantu mengenali bagaimana organisasi ditengah konteks krisis dan model bisnis Canvas adalah salah satu alat yang kemudian dapat digunakan untuk merancang strategi adaptasi.

Triple Nexus dan Pandemi Covid-19
Di Indonesia bahkan di dunia, memperlihatkan kenyataan bahwa organisasi yang bekerja untuk ketiga bidang diatas belum membentuk sinergi utuh yang maksimal. Padahal koordinasi dan kolaborasi antar organisasi (sektor, pemerintah, swasta/bisnis) adalah hal penting yang bisa mendorong proses keberlangsungan satu sama lain di masa krisis.(KSF)

Bahan bacaan tambahan mengenai Triple Nexus dapat diunduh melalui link berikut ini:
1. The triple nexus in practice
2. Connecting Pieces Puzzle EU Implementation Humanitarian Development Peace Nexus ECDPM Discussion Paper
3. A region embattled situating the triple nexus in the asia pacific context